Follow My Twitter

Jumat, 21 Oktober 2011

Profesor UNAIR Temukan Pil KB Pria


Jum'at, 21 Oktober 2011 09:33 wib
Foto : Justicia gendarussa/Ist.
Foto : Justicia gendarussa/Ist.
SURABAYA – Pil Keluarga Berencana (KB) selama ini hanya untuk kaum wanita. Tidak lama lagi, salah satu alat kontrasepsi ini juga akan diproduksi untuk kaum pria.

Salah satu professor Universitas Airlangga (Unair) tengah mengembangkan jamu tradisional dari Papua menjadi kapsul KB bagi kaum adam. Dia adalah Prof Dr Bambang Prajogo yang akan dikukuhkan sebagai guru besar Unair ke-112. Dia berhasil menemukan kapsul untuk menurunkan kesuburan pria.

Bahan baku yang digunakan untuk menurunkan kesuburan pria ini adalah tanaman justicia gendarussa yang berasal dari pedalaman Papua. “Saya meneliti ini karena ada adat dari Papua yang agak unik,” terang Bambang yang meneliti justicia gendarussa sejak tahun 1987 ini.

Bambang menjelaskan, saat itu dia mendapat informasi di pedalaman Papua ada adat untuk mempelai pria yang belum mampu membayar mahar istrinya, si pria harus minum rebusan tanaman justicia gendarussa.

Obat ini diminum dengan tujuan supaya pasangan yang baru menikah tersebut tidak memiliki keturunan terlebih dahulu. Melihat kondisi tersebut, Bambang pun ingin membuktikan secara ilmiah, apakah obat tersebut memang punya khasiat seperti itu atau tidak. Proses penelitian mulai dilakukan.

Pada fase pertama, dia melibatkan 36 subyek sehat dan subur. Setelah itu, baru melipatkan gandakan obyek penelitian menjadi 120 pasangan usia subur (PUS). Dari hasil uji klinik tersebut, ternyata 100 persen memiliki hasil maksimal. Tidak terjadi kehamilan pada si wanita. ‘’Sekarang ini sedang dilakukan uji klinik fase III,” terang Bambang.

Dalam uji coba ketiga ini, Bambang mengaku, telah mengujikan hasil temuannya kepada sekira 350 pasangan muda subur. Proses uji coba ini masih berjalan dan sebentar lagi akan mendapatkan hasil yang maksimal.

Setelah itu, Bambang akan memproduksi pil KB tersebut dalam jumlah besar. “Melihat kondisi yang ada, kayaknya 2012 kapsul KB untuk pria ini bisa diproduksi massal. Saya sudah berkoordinasi dengan instansi terkait,” ujar dia.

Bambang menjelaskan, untuk membuat kapsul membutuhkan waktu yang sangat lama. Bukan hanya satu atau dua tahun, tetapi membutuhkan waktu puluhan tahun karena langsung bersentuhan dengan masyarakat. Mulai mencari bahan, memproses secara ilmiah yang benar-benar steril, hingga pengujian di masyarakat. Dalam uji coba itu, pasangan muda harus minum kapsul setiap hari sekali selama 30 hari.

Kini, kapsul tersebut sudah terstandarisasi sehingga secara kualitas, khasiat, dan keamanan, juga bisa dipertanggungjawabkan. Menurut Bambang, pihaknya bekerja sama dengan BKKBN dan Indofarma untuk memproduksi pil tersebut. BKKBN bersikeras mendorong keberhasilan penelitian ini karena mereka memiliki kepentingan untuk bisa menekan laju jumlah pertumbuhan penduduk, sedangkan Indofarma yang bertugas untuk memproduksi massal.

Sementara Unair sebagai peneliti, berhak mendapatkan royalti dari penemuan tersebut karena untuk membuat kapsul ini diperlukan proses panjang. Secara rinci, daun justicia gendarussa dikeringkan terlebih dahulu. Selanjutnya difraksinasi untuk mengambil senyawa yang dikehendaki. Baru setelah itu, diproses. ‘’Kalau soal khasiat, sudah kita ujicoba hingga dua fase. Fase III ini, kita akan menggunakan 350 subyek,” terang Bambang.

Sementara itu, Prof Dr Noor Erna Sugijanto, salah satu dosen Unair juga tidak mau kalah. Dia mengaku sedang melakukan penelitian untuk menemukan obat kanker. Salah satu penelitian yang sedang didalami adalah jamur endofit. Jamur ini bisa dipergunakan sebagai anti kanker payudara dan rahim. “Saya yakin penelitian ini akan berhasil. Di Indonesia tersedia semua bahan yang dibutuhkan,” ujar dia. (arief ardliyanto)(Koran SI/Koran SI/rhs)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management