Follow My Twitter

Rabu, 26 Oktober 2011

Bandung Masih Berpotensi Diguncang Gempa Besar

Iman Herdiana - Okezone

Kamis, 27 Oktober 2011 08:49 wib
Ilustrasi (Foto: daylife)
Ilustrasi (Foto: daylife)
BANDUNG - Pakar kebumian (geolog) Awang Harun menegaskan, potensi gempa akibat pertemuan antara Sesar Lembang dan Sesar Cimandiri di Bandung, Jawa Barat, tidak akan menimbulkan gempa hingga 8 Skala Richter (SR).

Geolog senior dari Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS) ini menyebutkan, kekuatan gempa besar akibat pertemuan dua sesar itu sekira 6 SR.

“8 SR itu saya enggak percaya, itu terlalu besar,” ujar Awang, di Bandung, Jawa Barat, Rabu (25/10/2011).

Sesar Lembang yang panjangnya mencapai 25 kilometer hingga 30 kilometer memang tercatat sebagai sesar aktif yang umurnya relatif muda dibandingkan Sesar Cimandiri. Sesar Lembang usianya diperkirakan baru 500 ribu hingga 1 juta tahun. Sedangkan Cimandiri umurnya antara 15 juta hingga 20 juta tahun lalu.

Kedua sesar ini saling bertemu tepatnya di wilayah Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Selain itu, Sesar Cimandiri akhirnya juga terkait dengan Sesar Baribis sampai Cilacap.

Awang menyebutkan, penyebab utama kemungkinan gempa besar di daerah Sesar Lembang adalah gempa dangkal maksimal di kedalaman 30 kilometer karena mendapat gaya atau energi dari wilayah selatan Jawa yang menjadi salah satu pusat gempa di Indonesia, yakni laut Jawa. “Jika dapat imbas dari selatan paling besar kekuatan gempanya 6 SR, ini pun terlalu tinggi,” ujarnya.

Penyebab lainnya, gempa terjadi karena akivitas Sesar Lembang sendiri akibat pergerakannya yang tiap tahun mencapai 2 milimeter. Seandainya terjadi gempa 8 SR akibat aktivitas ini, dimungkinkan gema itu terjadi di kerak samudera yang kedalamannya mencapai 250 kilometer. Gempa di kedalaman ini akibat pergerakan Sesar Lembang.

Dia menuturkan, Indramayu pernah terjadi gempa hampir 8 SR, tapi tidak terjadi apa-apa, kilang minyak Balongan pun tidak rusak. “Karena gempa jauh di kedalaman 300 kilometer, terlalu dalam,” ujarnya.

Hal itu terjadi, gempa besar di kedalam 300 kilometer kerak samudera, di mana di atasnya berdiri Pulau Jawa, energinya tidak sampai ke permukaan karena harus melewati bebatuan yang cair. Sedangkan gelombang tidak diantarkan oleh bebatuan cair karena terlalu lemah.

Justru yang rusak bukan di atasnya, tapi di wilayah selatan, karena daerah itu padat. Energi akan merambat ke daerah padat. Maka saat terjadi di Indramayu, yang tergoncang itu bukan daerah Indramayu, tetapi daerah padat seperti di Cilacap, Sukabumi, Pangandaran, Yogyakarta.

“Jadi seandainya di sini terjadi gempa hingga 8 SR enggak, akan terjadi apa-apa,” tambahnya.

Dia mengimbau kepada masyarakat, jika ada berita yang menyebutkan potensi terjadinya gempa di Sesar Lembang dengan kekuatan 8 SR lebih baik diabaikan saja. Meski begitu, diharapkan ada penelitian khsusu mengenai sesar-sesar yang berada di Jawa Barat.

“Sejauh ini belum ada penelitian yang sistematis mengenai Sesar Lembang. Indonesia kan dikelilingi banyak lempeng dan sesar, mulai dari Sesar Sumatera, Sorong, Flores. Di Jabar sendiri ada tiga sesar yang perlu mendapat perhatian dan penelitian, yakni di utaranya ada Sesar Lembang yang bertemu Sesar Cimandiri, Baribis sampai ke Cilacap,” ungkapnya.

(lam)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management